Rabu, 15 Juni 2011

Material Baru




Ya. Material Baru. Ketika proses desain berjalan.Bahkan ketika proses pondasi di lapangan telah dimulai, beberapa orang klien saya meminta untuk merubah warna yang ada.
Begitu juga dengan klien saya yang termuat dalam artikel Orientasi Pasar sebelumnya.
Dikarenakan hasil perhitungan RAB yang menurutnya terlalu tinggi, beliau meminta saya melakukan sedikit terhadap desain yang telah ada. Terutama terhadap beberapa material yang cukup mahal (misal batu alam menjadi warna cat saja, pengurangan talang beton atap, pengecilan ukuran kusen). Ya, begitulah.
Setiap arsitek pasti sering mengalami proses perubahan. Meskipun proses pondasi dilapangan telah dimulai, hal tersebut bukanlah sebuah hambatan yang berarti.
Beberapa penghematan desain dilakukan (dalam arti desain tetap bagus namun harga berkurang). Terutama dari segi detailing material bahan. Meskipun terkadang perubahan yang ada cukup banyak, seorang arsitek harus berpikir untuk membuat perubahan yang ada tetap sesuai konsep awalnya. Bahkan menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Dan satu hal yang pasti jika proses struktur telah berjalan, semaksimal mungkin tidak melakukan perubahan desain berarti terhadap struktur yang ada.
Nah disitulah tugas bagi para Arsitek yang menurut saya cukup menantang.
Selama proses desain terus berjalan , terkadang arsitek diharuskan membuat tampilan dengan Material Baru beberapa kali.
Berikut saya lampirkan beberapa proses perubahan material yang menghasilkan tampilan berbeda.Meskipun pada dasarnya konsepnya tetap sama dari artikel Orientasi Pasar.

Another Rumah Mungil


Salah seorang klien baru saya meminta saya untuk membantunya mendesainkan rumahnya yang cukup mungil.Dia memiliki rumah di Sutorejo Prima Utara yang merupakan kawasan cukup terkenal di awal era 90an.Mengingat usia bangunan yang cukup uzur dan hampir semua tetangganya telah membangun ulang rumah mereka (bukan sekedar renovasi), dia ingin membangun ulang.
Ukuran tanahnya cukup mungil hanya 7x15 m, itupun harus terpotong GSb 3 m. Hmmmmm. Ya, akan tetapi karena memiliki usaha catering dia meminta saya untuk memberikan ruang dapur dan pantry yang cukup luas.Serta tetap memiliki taman terbuka.Sehingga LT 2 terpaksa benar - benar hanya saya fungsikan sebagai area Bedroom dan servis tanpa kecuali.
Ya dengan sisa tanah hanya 7x12 m dengan semua kebutuhan ruang yang ada dan kebutuhan ruang terbuka terlihat cukup kurang. Ya itulah tugas para arsitek, yang membuat saya benar - benar harus berpikir keras. Hmmmm.
Rumah Mungil adalah sebuah Desain yang menarik, karena keterbatasan ruang yang ada dengan kebutuhan ruang yang diperlukan selalu menuntut perlakuan khusus dari para Arsitek.
Dan saya bersyukur telah berkali -kali mengalaminya.
Berikut saya lampirkan image desain Rumah Mungil ini. Pembangunan akan dimulai pada 27 Juli 2011 tepat pukul 10.00 pagi.

Selasa, 07 Juni 2011

Classic + Modern


Beberapa waktu lalu, salah satu owner saya adalah seorang yang sangat berpengalaman.
Dia telah berkali - kali membangun rumah, sehingga cukup paham tentang Arsitektur. Apalagi, dia telah bekerjasama beberapa kali dengan seorang Arsitek yang menjadi dosen di sebuah Perguruan Tinggi Swasta cukup terkenal di Surabaya.
Satu hal yang saya pelajari dari dia adalah berdasarkan pengalamannya membangun, konsep tatanan denah yang dia inginkan sangat pakem. Benar- benar mengutamakan fungsional (ke arah Form Follow Function nya Le Corbusier, hampir tidak ada celah.
Dia juga memikirkan kesinambungan maintenancenya, sehingga tingkat kerusakan jangka pendek hampir bisa dipastikan kecil sekali. Jadi menurut saya sangat ke arah Modern.
Namun dalam hal desain Facade / Tampak, dia sangat menyukai ke arah klasik yang abadi.
Jadilah perpaduan antara keduanya, jika anda amati image berikut mungkin ada bisa memahaminya.