Minggu, 26 Desember 2010

Klasik Eropa



Ya, itulah langgam yang dipakai.
Beberapa klien saya yang terakhir memiliki kecenderungan langgam Arsitektur Klasik. Hal ini dikarenakan pendidikan yang mereka tempuh di Eropa.Sehingga ketika pulang Ke Surabaya-pun pemikiran bahwa Arsitektur Klasik Eropa adalah yang terbaik.Padahal Arsitektur Indonesia sendiri menurut saya tidak kalah, dan Arsitektur Klasik Eropa yang dilakukan pun harus mempertimbangkan kondisi Surabaya yang Tropis dimana akhir - akhir ini curah hujan cenderung tinggi.
Tetapi mau tidak mau harus kita akui juga perkembangan arsitektur Indonesia tercinta ini tidak lepas dari peranan Kolonial Belanda (yang menjajah kita 350 tahun). kemajuan arsitektur kita juga sangat pesat, boleh dilihat gedung - gedung bersejarah seperti Kantor Gubernur Jatim dsb.
Ya, sebagai orang yang besar di Eropa, klien saya sangat mengagumi Kantor Gubernur Jatim (gedung Grahadi) yang merupakan era Arsitektur modern di Indonesia awal 1900 an, sehingga desain Arsitektur rumah yang ada juga agak mirip dengannya.
Jadi Klasik disini tergeser lebih ke arsitektur modern eropa awal 1900an. Bukan lagi klasik era Yunani atau Rome.Inilah yang saya tangkap dari kecenderungan pemahaman beberapa Klien saya.Jika sempat, silakan mampir ke Graha Family S-53.Kebetulan pembangunan baru dimulai.Berikut saya lampirkan imagenya sebagai
.saran dari anda sangat berrati bagi saya.

Senin, 15 November 2010

Interior



Ya, Interior. Akhirnya saya terjun ke dunia interior juga.
Sebagai seorang arsitek muda sebenarnya saya berharap hanya berada di dunia arsitektur (seperti idealisme yang diajarkan pada jaman kuliah). Namun kenyataan di dunia kerja memaksa saya untuk memasukinya juga.
Sebagaian besar klien saya menginginkan saya mendesain keseluruhan arsitektur maupun interiornya. Sehingga keselarasan dan kesinambungan desainnya akan terjaga.Baik arsitektur eksterior maupun interiornya.
Ya itulah alasan saya terjun juga ke dunia interior.
Saya bekerjasama dengan seorang teman saya yang jauh lebih berpengalaman di dunia interior.Berikut ini saya berikan contoh desain interior kami yang pertama kali kami buat

Selasa, 26 Oktober 2010

RUMAH KECIL NAN MUNGIL


Sebagai Arsitek Freelance, tidak semua owner berasal dari kalangan elit. Salah seorang owner saya merupakan tetangga orang tua saya di kampung. Dengan luasan lahan yang cukup sempit,dengan lebar lahan hanya 5,8 m memaksa saya untuk berpikir keras dalam mendesain denah yang memenuhi semua keinginan dan permintaan ruang.
Tetapi dalam hal tampak, tetangga saya ini tidak terlalu neko - neko.Cukup sederhana kalo menurut saya.Sebagai orang biasa, dia hanya memilih model rumah seperti perumahan -perumahan biasa yang sering kita lihat di pinggiran Surabaya (Sidoarjo).
Sebagai arsitek, mendesain haruslah merupakan bentuk pelayanan kita ke masayarakat.Tidak harus memilih, bahkan terkadang kita juga harus mendesain untuk kepentingan umum yang biasanya free semacam Masjid, Gereja dsb.
Siapa bilang rumah mungil bukan karya arsitektur, mahal dan besar bukan berarti bagus tetapi desainnyalah yang menjadi inti Arsitektur tak peduli murah, kecil, biasa.Hmmm.Setidaknya itulah yang dijelaskan oleh dosen saya dulu.
Ya, inilah rumah kecil nan mungil yang baru saja saya desain.Hmmm

Kamis, 07 Oktober 2010

Arsitektur Sepotong


Ya, seorang teman arsitek saya marah ketika membaca tulisan ini.Apa maksudnya arsitektur sepotong, seperti sepotong kue yang dihidangkan.Hmmm
Sebagai seorang arsitek mau tidak mau kita harus berhadapan dengan berbagai macam klien, yang terkadang cukup memaksa kita beripikir keras. Dan ada juga yang bertipe seperti klien saya yang memberikan saya "Arsitektur Sepotong".Maksudnya?????
Salah seorang klien saya sangat tertarik dengan dunia arsitektur, (karena suaminya juga seorang arsitek)sehingga dia banyak memiliki potongan - potongan kliping karya arsitektur.Yang tentu saja dia memotongnya (baca mengambilnya) dari majalah - majalah arsitektur yang cukup banyak beredar di pasar.
Namun sayangnya (kalo basa guru besar saya jaman kuliah "cilakaknya") semua potongan arsitektur tersebut hanya menunjukkan view- view dan sudut - sudut tertentu dari bagian sebuah arsitektur yang terkadang memaksakan diri (istilah dari teman -teman arsitek saya mengenai artikel - artikel pada majalah - majalah arsitektur yang beredar di pasar). Jadi benar - benar bukan Sepotong Arsitektur namun Arsitektur Sepotong.
Ya, begitu juga klien saya tersebut.Dia ingin menampilkan potongan - potongan arsitektur yang dia miliki ke dalam desain arsitektur rumahnya. Jadilah saya sebagai seorang arsitek dipaksa berpikir keras untuk menyatukan semua potongan tadi (yang sebagaian memiliki langgam berbeda dan masa berbeda). Dan hasilnya adalah sebuah desain Arsitektur Sepotong, yang harus diakui cukup mengarah ke ekletik.

Senin, 20 September 2010

Plagiat


Dunia Arsitektur yang nyata terkadang membuat kita sebagai arsitek merasa sedih.Dikarenakan antara karya satu dengan yang lain boleh dibilang saling meniru (dalam bahasa kerennya plagiat). Cobalah tengok desain perumahan - perumahan yang banyak di Surabaya ini.Antara satu dengan yang lain boleh dibilang hampir sama.
Ya, hal ini pernah saya alami ketika seorang saudara saya meminta meniru desain sebuah rumah yang pernah dia lihat dan difoto .Dia hanya meminta saya membantu mendesain denahnya saja.Tapi tampak depan dia buat sendiri mengikuti tampak tersebut.
Meskipun dengan berat hati, akhirnya saya desain juga.Namun tetap saja saya lakukan perubahan - perubahan pada desain tampak depannya.Karena saya ingin mendesain karya yang berbeda meskipun ukuran lahan, dan kebutuhan ruang yang sama.
Sebagai arsitek saya sedih, marah, kecewa.Namun ternyata semua teman saya sesama arsitek pernah mengalami hal yang sama.
Meski pada akhirnya desain yang keluar berubah cukup banyak dari yang diinginkan saudara saya.Tetap saja saya kecewa, karena dalam hati saya merasa desain ini berdasarkan karya lain.
Teman - teman saya berkata, toh desain akhirnya juga tidak sama dengan yang dicontoh.Tapi tetap saya saja sebagai arsitek saya kecewa. Karena plagiat tidaklah sama dengan inspirasi desain.

Senin, 30 Agustus 2010

Split Level



Hmmm, ya terkadang untuk menghemat ruang.Atau dikarenakan luasan lahan yang cukup mungil, ada beberapa owner saya yang menyiasatinya dengan sistem "Split Level" .
Namun, jika kita terbiasa di lapangan, orang2 lapangan (dalam pengertian pekerja kasar, mandor, dll) biasa menyebutnya sebagai "rumah banci".
Ya, sedikit aneh memang.Namun bisa dimaklumi karena rumah split tidak bisa dibilang 2 lantai, namun juga tidak bisa disebut 3 lantai. Beberapa owner saya memilih sistem ini karena kebutuhan ruang dan desain arsitektural mereka cukup banyak sedangkan luasan yang ada cukup mungil.
Dari segi tampilan arsitekturnya, sistem split tidak akan mengganggu tampak keseluruhan dan malah memberi sebuah aksen yang berbeda dengan bangunan sekitarnya.
Salah satu desain split saya adalah rumah Bapak Leo Herlambang (terima kasih atas kesediaannya)yang terletak di Florence J9-02, Pakuwon City, Surabaya.
Desain ini memberikan warna arsitektural baru bagi lingkungan sekitarnya yang cenderung padat dan mungil.Karena sistem split yang dipakai mampu menjadi aksen yang berbeda dan benar2 baru bagi existing sekitarnya.
Rumah Bapak Leo saat ini sedang dalam tahap pembangunan, seandainya anda berkesempatan silakan mampir untuk melihat-lihat.

Selasa, 27 Juli 2010

Desain Patungan



Desain Patungan. Ya itulah kenyataan yang kadang harus dihadapi seorang arsitek. Desain Patungan yang saya maksudkan adalah sebuah desain arsitektur yang yang menggunakan beberapa arsitek (berasal dari kantor berbeda dan belum pernah sekalipun bertemu muka).
Hmm, jadi ya saya pegang ada yang denah, ada yang pegang tampak. Semua terbagi - bagi. Hal ini pernah saya alami dengan seorang klien saya.Dia menggunakan 4 orang arsitek berbeda (termasuk saya).Semua desain diadu.Dia memilih yang terbaik. Namun ya masalahnya setiap desain berasal dari orang berbeda baik denah, tampak dan lainnya.
Dan kebetulan saya adalah arsitek yang ditunjuk untuk menyatukan semua desain itu. Menghasilkan desain baru yang meliputi semua desain pilihan klien saya. Dan hmm jadilah sebuah Desain Patungan
Sekedar pengetahuan desain patungan ini saya lampirkan. Alamat belum saya cantumkan karena masih proses.Hmm

Senin, 12 Juli 2010

Arsitektur Abadi



Terkadang seorang arsitek pasti pernah berhadapan dengan seorang klien yang boleh di bilang telah cukup berpengalaman. Memiliki usia lanjut dan telah berkali - kali mendesainkan rumah kepada beberapa arsitek dan membangun rumah.
Beberapa kali saya berhadapan dengan klien semacam tersebut. Terkadang sebagai arsitek muda, terdapat beberapa pengetahuan arsitektur yang saya pelajari darinya (harus sya akui dia cukup berpengalaman meskipun bukan seorang arsitek)
Dan berikut ini adalah salah satu desain arsitektur hasil kerjasama kami (kebetulan kami bekerjasama bebrapa kali).
Klien saya menyebut desain arsitektur ini sebagai Arsitektur Abadi, karena tidak akan pernah ketinggalan jaman, dan yang pasti dia bisa dengan mudah menjualnya lagi jika memang sudah ingin membuat yang baru.
Ya begitulah arti arsitektur abadi bagi klien saya, dibilang arsitektur klasik murni bukan, modern bukan dan yang pasti mampu bertahan lama (sehingga nilai jual tetap tinggi).Hmmmmmmm
rumah ini akan sgera dibangun di Tamap Puspa Raya A7-24, Citraland, Surabaya. Jika anda sempat silakan mampir untuk berkunjung.

Senin, 24 Mei 2010

'"Ekletik"


Ekletik, ya itulah salah satu prinsip arsitektur yang selalu diajarkan pada semua mahasiswa arsitektur.
Terkadang ia mampu menghasilkan sebuah arsitektur yang indah (bahkan sangat indah).
Namun terkadang juga malah menjadi bumerang.Sehingga lebih Mengesankan sebuah arsitektur yang "semau gue".
Pada saat memasuki dunia kerja, setiap arsitek pasti dihadapkan dengan masalah ini.Terkadang klien kami terlalu memaksakan prinsip (pengetahuan) arsitektur yang dimiliki dan sebatas yang dia pernah tahu. Sehingga terjadi ekletik yang "Semau Gue".
Seorang teman saya, yang kini memiliki sebuah kantor arsitektur besar mengatakan bahwa dia sudah berani menolak klien yang seperti ini.
Hmmm, namun hampir semua teman saya bahkan salah seorang dosen saya pernah mengatakan hanya di masa kuliah sajalah kita (para arsitek) sangat bebas berkreasi.Sesudah itu, masa kerja adalah masa sulit.Dimana terkadang seorang klien dengan pemahaman arsitektur yang sebatas dia tahu membuat arsitek menghasilkan sebuah "Arsitektur Yang Ekletik".
Saya pun pernah mengalaminya, dan inilah salah satu desain yang menurut saya "Ekletik".
Dibilang arsitektur Tropis bukan, dibilang arsitektur Minimalis juga bukan.Disini saya sebagai arsitek diharuskan berpikir keras untuk "Mengawinkan" prinsip prinsip arsitektur yang saya pegang dan pernah diajarkan dengan pemahaman atau pengetahuan arsitektur klien saya.
Saya tidak menolak klien saya.Namun saya merasa inilah salah satu prinsip "Arsitektur" yaitu "Ekletik".

Selasa, 04 Mei 2010

Serupa Tapi Harus Tak Sama



Hmm,itulah perasaan saya saat memulai desain rumah ini. Kebetulan klien saya telah beberapa kali melihat- lihat ke beberapa hasil desain saya yang telah terbangun. Dan dia cukup tertarik dengan salah satu desain saya. Jadi dia minta denah maupun tampaknya kalo perlu similar dengan desain yang dia lihat.hmmm
Sebagai seorang arsitek tentu saja hati kita menolak.Tiap desain memiliki karakteristik tersendiri yang khas dan setiap desain menghasilkan solusi yang berbeda satu sama lain.Itulah Prinsip arsitektur yang selalu kita pegang (semua teman arsitek saya mengamininya) dan diajarkan pada kita.
Akhirnya muncullah konsep "Serupa Tapi Harus Tak Sama".Seperti saudara kembar yang identik namun dalam perkembangannya memiliki nilai rasa dan estetika yang berbeda (dan juga fasad yang berbeda.......karena ukuran fisik berbeda).Hmm, untuk kali ini saya belum bisa memberikan alamat contoh desain saya ini demi menghormati privasi klien saya masing - masing.

Kamis, 25 Maret 2010

Konsep ?????


Hmmm, "Konsep-nya Apa?Tema-nya Apa?".
Saat di masa sekolah arsitektur,pertanyaan itulah yang paling sering saya dapatkan.
(saya yakin semua mahasiswa arsitektur pasti mengalami dan memahami).
Ya, "konsep" itulah yang paling penting bagi seorang arsitek dalam memulai desain (ato paling tidak itulah yang diajarkan kepada para arsitek).
Namun saat memasuki dunia nyata ternyata begitu berbeda. Konsep kita sangat dipengaruhi oleh klien (hampir semua teman arsitek saya sependapat), oleh pandangan mereka tentang arsitektur dan prinsip - prinsip arsitektur yang mereka pahami.
Terkadang kita harus berusaha keras untuk menyakinkan dan memahamkan tentang kepada para klien tentang "konsep desain kita". Karena Tema dan Konsep adalah jiwa dari sebuah desain arsitektur dimana dia pasti berbeda antara desain satu dengan laennya.Berusaha keras untuk memahamkan prinsip - prinsip arsitektural terhadap sebuah desain (baca kepada setiap klien) agar terwujud sebuah arsitektur yang benar - benar arsitektur.
HMmm, tapi pada kenyataannya tetap saja pada akhirnya kita ambil jalan tengah.Yakni tetap menggunakan Konsep yang diberikan klien dan menyatukannya dengan kaidah Tema dan Konsep kita. Dimana pada akhirnya beberapa cenderung menjadi "Ekletik" (hampir semua teman arsitek saya mengamini kesimpulan ini).
Seperti salah satu desain saya ini,yang berada di Villa Royal C2-20, Pakuwon City ini, yang akan segera dibangun.Cukup lama menggabungkan dan menyelaraskan konsep sya dengan konsep klien saya. Dan akhirnya boleh dibilang agak ekletik.

Rabu, 03 Maret 2010

Feng Shui bertentangan dengan Islam?



Pertanyaan itu sering diajukan ke saya oleh hampir semua orang, baik owner ,kenalan, maupun saudara.
Sebagaian klien saya yang "maaf" kebetulan muslim sering menanyakan hal itu.mereka menganggap Feng Shui berlawanan dengan Islam.
Berikut ini jawaban yang selalu saya sampaikan kepada mereka:
"Kebetulan juga, saya adalah seorang Muslim dan saya adalah seorang Arsitek.Jadi tidak mungkin saya menggnakan sesuatu yang bertentangan dengan keyakinan saya.
Feng Shui yang saya gunakan disini adalah Feng shui yang meliputi ilmu tata letak dan tampilan (bukan magis).Dimana kita harus menghubungkannya dengan kaidah - kaidah arsitektur(dalam arti bisa dibuktikan prinsip arsitekturalnya)yang tentu saja tidak bertentangan dengan keyakinan saya sebagai seorang Muslim.
Sedangkan pemahaman Feng Shui yang berhubungan dengan "keyakinan" laen yang bukan merupakan kaidah arsitektur semaksimal mungkin saya hindari. Namun tentu saja terkadang hal itu menyangkut keyakinan klien.Dimana kasus yang sama sering dihadapi arsitek saat mendesain menyesuaikan keyakinan "Ilmu Jawa" atau keyakinan laen yang dianut para klien.
Jadi saya kira bukan keyakinannya yang kita terapkan.Namun Prinsip- prinsip dan kaedah arsitekturnya-lah yang kita gunakan sebagai dasar mendesain.
Oleh karena itu saya lebih menyebutnya Arsitektur Feng Shui (bukan hanya Feng Shui)"
Contoh denah berikut adalah satu dari denah saya yang menggunakan Feng shui (sebagaian besar denah saya menggunakan Feng Shui).Dan saya selalu membuat denah hanya berupa sket tangan yang saya pindah ke Autocad, tanpa membuat denah 3d karena menurut saya denah sketsa sangat efektif bagi seorang arsitek.Dan sangat membantu bagi pemahaman klien.

Minggu, 31 Januari 2010

Paket Hemat & Ekonomis



Hmmm.Ada beberapa klien saya (sebenarnya hampir semuanya) meminta paket hemat yang sangat ekonomis dan ringan di kantong.Sehingga beberapa ornamen dan bagian dari rumah harus dihilangkan.Terkadang arsitektur yang terjadi agak-agak bersifat menutup diri.Namun diusahakan harus tetap menghasilkan sebuah arsitektur yang indah,tropis dan menyesuikan Feng Shui.Dan yang pasti harus hemat sesuai dengan prinsip paket ekonomis yang bermutu yang diminta klien.
Beberapa dari proyek saya yang berprinsip paket ekonomis bermutu ini adalah San Diego M11-03 dan San Diego M5-35 di Laguna Pakuwon city,Surabaya berikut.Jika anda sempat silakan berkunjung karena Kritik dan Saran dari anda cukup bermanfaat bagi kami.

Double Desain


Kadang kadang sebagai seorang arsitek pasti dihadapkan dengan klien yang telah memiliki desain arsitektur yang dibuat oleh arsitek lain (entah itu temannya,saudaranya ataupun lainnya).Klien tersebut kurang puas dengan desain yang mereka miliki namun mereka juga menolak desain lain.Hanya ingin desain lama diperbaiki.
Sehingga terjadilah double desain, saya berusaha menyesuikan desain lama namun tetap menggunakan prinsip-prinsip arsitektural yang saya pegang dengan tetap menyesuaikan pandangan arsitektur klien dan feng Shui.Jadi terwujudlah sebuah Double Desain dalam satu karya arsitektur. Saya beberapa kali dihadapkan dengan hal tersebut.
Salah satuny adalah desain saya di San Antonio N4-116,Laguna Pakuwon City ini.

Klasik, Modern atau Benteng???


Mungkin itulah pertanyaan yang tepat untuk rumah ini.Langgam arsitektur yang digunakan adalah arsitektur klasik,dengan motif-motif ornamen yang cukup banyak.
Namun tatanan denah dan tampilannya lebih menggunakan arsitektur modern.
Beberapa orang teman saya sesama arsitek protes, kok kayak benteng ya?
tampilan depan memang kokoh seperti benteng karena memang itu merupakan wujud dari jiwa pemilik yang dapat saya tangkap dan wujudkan secara arsitektural dan secara Feng Shui.
Jika anda berjalan-jalan ke Graha Family,cobalah untuk mampir ke rumah ini di Kav.S-55.
Kritik dan masukan saran dari anda cukup bermanfaat bagi kami

Selasa, 12 Januari 2010

BOX



Jika anda jalan2 ke Citraland , mampirlah ke perumahan baru dekat konsulat Amerika yang lagi dibangun(saya lupa namanya) yang dikembangkan oleh pihak developer.Ato anda juga bisa ke san Antonio di pakuwon city (laguna) yang berada di belakang.Maka anda juga akan melihat perumahan baru (masih rumah contoh) yang dikembangkan pihak developer.Keduanya memiliki satu kesamaan ciri arsitektur.
Yaitu memakai sistem "BOX".
Seorang klien saya menyukainya dan ingin BOX juga ditampilkan di rumahnya.Meskipun harus tetap berdasarkan feng Shui dan tetap hemat serta agak2 tropis biar tahan lama.
Dan akhirnya saya artikan sebagai wujud ini, yang anda kalo semapat jalan2lah untuk melihatnya di Taman Puspa Raya C7-07,Citraland,Surabaya.
Kritik dan saran dari anda semua akan sangat membantu kami menjadi lebih baik.

Minggu, 03 Januari 2010

Feng Shui Vs Ego


Ya mungkin itulah judul yang tepat untuk rumah ini.Dia merupakan salah desain penutup tahun 2009 saya.Saat ini sedang dalam tahap pembangunan.
Jika sempat silakan anda jalan-jalan ke Florence J9-01,Pakuwon City, Surabaya.
Rumah ini merupakan hasil akhir bagi pertempuran antara ego klien saya yang berjiwa muda dan penuh pemberontakan dengan aturan aturan Feng Shui (yang sangat dipercaya Ayah klien saya). Sehingga cukup banyak pelanggaran Feng Shui yang dilakukan.
Klien saya ingin menampilkan "karakter" pribadinya yang bebas dari segala aturan.
Meskipun pada akhirnya tetap merupakan perpaduan dari Arsitektur Feng Shui,Arsitektur Tropis dan yang pasti Arsitektur Minimalis (mungkin karena lagi "in".jadi semua owner mengarah ke minimalis).
Saya juga memilihnya sebagai Wall Paper Blog saya karena merupakan salah satu desain yang berani (dari segi Feng Shui)